Vincent van Gogh

Ikhtisar

Mark Cartwright
dengan , diterjemahkan dengan Fatiya Azizah
diterbitkan pada 17 Maret 2022
X
Self-portrait by van Gogh (by Musée d'Orsay, Public Domain)
Potret Diri oleh van Gogh
Musée d'Orsay (Public Domain)

Vincent can Gogh (1853-1890) adalah seniman beraliran pasca-impressionisme asal Belanda yang lukisan-lukisannya sangat terkenal dalam sejarah seni. Sapuan kuasnya yang dramatis, pewarnaan yang cerah, dan keahliannya dalam menggambarkan sebuah momen dan melukiskan cahaya dinilai sebagai seni yang revolusioner. Baru populer di akhir hidupnya, perjuangan dan semangatnya membuka mata dunia tentang bagaimana sejatinya menjadi seorang seniman.

Karya-karyanya seperti Bunga Matahari, Teras Kafe di Malam Hari, dan Malam Berbintang ikonik di dunia melukis, ia tidak hanya populer sebagai seorang seniman, namun juga dikenal sebagai orang yang berjasa sepanjang sejarah dan gerakan seni. Semasa hidupnya, lukisan-lukisan van Gogh tidak laku. Karena hal ini, ia menganggap karya-karyanya bernilai rendah. Van Gogh memandang dunia dengan cara unik yang berbeda dengan kebanyakan orang pada saat itu, ditambah dengan ketidakmampuannya menghadapi kondisi mentalnya yang tidak stabil, van Gogh berakhir bunuh diri dalam keadaan sendirian dan miskin. Van Gogh tidak hanya mewariskan lukisan-lukisan visionernya kepada dunia, namun juga surat-surat yang ditulisnya untuk adiknya, Theo (1857-1891) dan beberapa hal lainnya. Surat-surat ini berisi tentang bagaimana dirinya bertempur dengan penolakan, perbedaan, dan tindakan menyakiti diri sendiri dalam perjalanannya mencapai mimpi dalam seni dan kehidupan.

Sisihkan pariwara
Advertisement

Selama hidupnya yang singkat, van Gogh telah menghasilkan 870 lukisan minyak, serta sketsa dan lukisan cat air. Rincian kehidupan sehari-harinya bisa dibaca di dalam surat-surat yang ditulisnya. Seniman ini menulis 650 surat untuk Theo, dan ada 41 surat balasan dari Theo yang masih bertahan. Adiknya memberikan bantuan keuangan dan perlengkapan seni sepanjang karir van Gogh; ia juga ikut memberikan masukan untuk lukisan-lukisan karya van Gogh dan membawakannya berita terkini mengenai dunia seni. Sekitar 100 surat lainnya ditulis untuk kerabat dan para seniman. Van Gogh sering menggambar sketsa karyanya di dalam surat-surat yang menunjukkan tahap perencanaan lukisannya, lengkap dengan penanggalan. Kemudian ada 43 potret diri. Semua surat-surat dan lukisan potret diri memiliki bias, tapi artinya kehidupan karir seniman bisa diamati dari beberapa perspektif selain dari lukisan dan kanvas.

Kehidupan Awal

"Menurut saya inilah bedanya impresionisme-tidak dangkal, tujuannya makna yang lebih dalam daripada yang bisa ditunjukkan para fotografer." Van Gogh (Leeuw, 367)

Vincent Willem van Gogh lahir pada 30 Maret 1853 di Groot-Zundert, Belanda. Ibunya adalah Anna Cornelia Carbentus (1819-1907) dan ayahnya, Theodorus (1822-1885), adalah seorang pastor di Gereja Reformasi Belanda. Tiga paman Vincent bekerja di perdagangan seni. Vincent adalah murid cerdas yang senang menggambar di sekolahnya di Zevenbergen dan Tilburg. C. C. Huysmans, guru menggambarnya di Tilburg, mengajarinya untuk meniru lukisan kuno sebagai latihan dasar dan cara untuk meniru bentang alam. Lukisan-lukisan awal Vincent tidak menunjukkan bakat tertentu. Pada bulan Juli 1869, Vincent bergabung dengan firma Goupil & Cie di cabang Den Haag. Perusahaan ini menjual lukisan cetak dan asli. Vincent bekerja dengan baik, pada Januari 1873, ia dipindah ke cabang Brussels. Bulan Juni ia pindah ke cabang London. Vincent rajin menggambar, mengunjungi galeri-galeri di ibu kota, dan mulai tertarik pada puisi Inggris.

Sisihkan pariwara
Advertisement

Sunflowers by van Gogh
Bunga Matahari oleh van Gogh
Neue Pinakothek (Public Domain)

Sekitar tahun 1874 dan 1875, Vincent dipindah ke cabang Paris milik Goupil, lalu kembali ke London, kemudian ke Paris lagi. Ia mulai merasa tidak baik, Vincent lalu diberhentikan pada tahun 1876. Ia kemudian mengikuti pos mengajar di Ramsgate, Inggris, dan mengajar di bawah naungan Pendeta Jones, yang menyaksikannya khotbah di beberapa desa di luar London. Vincent tampaknya sulit tinggal lama di satu tempat saja, karena tak lama kemudian ia mulai berjualan buku di Dordrecht pada 1876. Berniat untuk meniti karir di Gereja, Vincent pindah ke Amsterdam pada Mei 1877 untuk mempersiapkan ujian teologi. Pada periode ini, Vincent terus melanjutkan sketsanya dan berfokus pada gambar bentang alam.

"...semua tergantung pada warna, dengan sedikit penyederhanaan bisa membuat gaya yang baru, menciptakan sebuah kesan..." van gogh (lt, 554f)

Van Gogh tampaknya ingin mengajarkan kedamaian agama kepada para buruh tani, pada Juli 1878, ia mencoba untuk menjadi misionaris evangelis. Ia menghabiskan tiga bulan di Brussel untuk pelatihan, namun Vincent adalah pembicara yang payah yang kemudian tidak diberikan pos, tapi ia tetap pergi ke kota pertambangan di wilayah Borinage Belgia pada Desember 1878. Setelah mendapat dukungan resmi, Vincent justru mengalami puncak kegilaan pada Juli 1879, saat ia memberikan semua hartanya kepada para petani. Vincent menyelesaikan misi pribadinya setahun kemudian, sampai semangat relijiusnya terkuras habis. Lukisannya berkembang menjadi sketsa, terutama ilustrasi para penambang. Ia mempelajari buku-buku teori kesenian untuk meningkatkan kemampuan menggambar mistar. Di satu titik di tahun 1879, ia memutuskan untuk menjadi seniman penuh waktu. Pada Oktober 1880, ia berencana bergabung dengan Akademi Kesenian di Brussel, tapi kemudian kehabisan uang dan diminta untuk kembali ke rumah orangtuanya di Etten pada April 1881. Di tahun 1882, Vincent melakukan perjalanan ke Den Haag dan bertemu dengan sepupunya yang seorang seniman, Anton Mauve (anggota penting The Hague School), yang kemudian memberikan semangat pada Vincent untuk memulai lukisan cat air, hal ini mendapat dukungan dari Theo. Namun Vincent ditolak mentah-mentah oleh sepupunya yang lain, Kee Vos-Stricker. Kunjungan singkatnya berakhir dengan perkelahian dengan ayahnya karena Vincent tidak ingin kembali ke gereja lagi. Di Den Haag, dengan bantuan Mauve, Vincent membangun studio pertamanya.

Sisihkan pariwara
Advertisement

Image Gallery

Vincent van Gogh: A Gallery of 30 Paintings

In this gallery, we showcase 30 paintings by Vincent van Gogh (1853-1890), the Dutch post-impressionist painter whose use of form and colour changed...

Seniman Penuh Waktu

Di studio atap di Shenkweg, Den Haag, Vincent menjadikan seorang penjahit dan mantan pelacur bernama Clasina Maria Hoornik (dipanggil Sien) sebagai model lukisannya. Vincent dan Sien hidup bersama, Vincent juga membiayai Ibu dan kedua anak Sien, tindakan ini tidak disetujui oleh orangtua maupun kawan senimannya di Den Haag. Sepupunya, Mauve, berhenti mendukung Vincent karena melihat tidak ada kemajuan berarti dalam seni Vincent, mereka juga sempat berkelahi tentang bagaimana mengembangkan teknik menggambar Vincent. Vincent bersikukuh melanjutkan metodenya, mempelajari gambar dan melakukan eksperimen litografi. Sketsa pada era ini adalah gamar orang tua dengan tangan di kepalanya yang menggambarkan keputusasaan; Vincent memberikannya judul Di Gerbang Keabadian. Titik kemajuan Vincent adalah komisi dari pamannya, Cornelis Marinus, yang meminta seri pemandangan Den Haag. Kemudian Theo mengunjunginya pada Agustus 1882 membawa perlengkapan melukis, yang digunakan Vincent untuk memulai lukisan minyak. Pada saat itu harga cat minyak sangat mahal, tapi Vincent dapat menggunakan dan merawatnya dengan apik, dalam surat-suratnya Vincent menunjukkan ketertarikan pada eksplorasi warna cat minyak.

The Potato Eaters by van Gogh
Penyantap Kentang oleh van Gogh
Van Gogh Museum, Amsterdam (Public Domain)

Bermaksud untuk untuk mengurangi beban adiknya yang membiayai hidupnya, Vincent pindah ke lokasi yang lebih murah di Drenthe pada September 1883, meninggalkan Sien. Tidak bertahan lama di sana, Vincent pindah ke sekitar Belanda, melukis bentang alam dan para pekerja di lapangan.

Pada Desember 1883, Vincent kembali ke rumah orangtuanya di Nuenen, meskipun studionya ada di desa. Theodorus van Gogh meninggal pada Maret 1885, sejak ini, Vincent semakin berjarak dengan keluarganya. Ia melanjutkan melukis, pada saat ini lebih banyak lukisan salju dan penenun lokal. Ada permintaan enam lukisan kehidupan para buruh tani, hasilnya ia gunakan untuk membiayai kehidupan untuk sementara waktu, ditambah dengan uang saku dari Theo setiap bulannya. Sumber penghasilan Vincent yang tidak banyak adalah mengajar segelintir seniman lokal. Cinta Vincent kembali bertepuk sebelah tangan ketika lamarannya kepada tetangganya, Margot Begemann, ditolak oleh keluarga Begemann. Lukisan-lukisan Vincent berkembang dalam segi seni, kemudian pada April 1885, ia menghasilkan karya kanvas pertamanya, Penyantap Kentang, sebuah karya yang ia banggakan. Ia juga bereksperimen dengan warna terang. Pada November 1885, Vincent pergi menuju Antwerp untuk mencari ide baru. Kemudian pada Maret 1886, di akhir abad ke-19, setelah gagal belajar di Akademi, ia pindah ke kota pusat seni dunia: Paris.

Sisihkan pariwara
Advertisement

Paris

Vincent dan Theo tinggal di apartemen yang sama selama dua tahun. Sejak kedatangannya pada bulan Maret, Vincent telah mengunjungi berbagai galeri, ia juga belajar langsung dari teman-teman seniman mengenai gerakan seni baru, Impresionisme, dan bagaimana memanfaatkan cahaya dan melakukan teknik gambar tertentu dengan goresan kuas yang cepat dan kuat serta warna-warni dramatis. Vincent belajar kepada Félix Cormon, meniru cetakan plester dan mendalami warna pada lukisan still life bunga. Vincent menggemari cetakan-cetakan jepang yang populer di Eropa pada saat itu karena ketajaman dan komposisi warnanya. Ia melukis panorama Paris, khususnya Montmartre, seri kincir angin, dan beberapa potret dirinya.

Le Moulin de Blute-Fin by van Gogh
Le Moulin de Blute-Fin boleh van Gogh
Bridgestone Museum of Art (Public Domain)

Tidak mudah bagi Vincent untuk membuat karya-karyanya dipajang di pameran. Hanya beberapa teman impresionisme, seperti "Père" Tanguy (1825-1894), pemilik toko perlengkapan seni yang menerima lukisan sebagai pembayaran, yang mau membelinya. Vincent melukis untuk Tanguy tiga kali. Ia menggelar pameran seni modernnya sendiri di satu ruangan di sebuah restoran pada November sampai Desember 1887. Lukisan yang dipamerkan adalah miliknya dan lukisan teman-temannya seperti Paul Gauguin (1848-1903) dan Henri de Toulouse-Lautrec (1864-1901). Beberapa karya terjual, kecuali karyanya. Vincent menjual lukisan still-life pada periode ini, dan terkadang pemilik kafe mau memberikan makanan untuk lukisan yang dibuatnya untuk kafe. Pada periode ini, ia membuat karyanya yang terkenal Potret diri dengan topi abu-abu (1887-8), dan penggunaan goresan kuas yang kuat dan warna-warna di dalam lukisan ini akan sering kita lihat dalam lukisan van Gogh lainnya.

Prancis Selatan

Banyaknya perselisihan antar seniman di Paris membuat Vincent merasa tertekan, ia kemudian pindah ke Arles di selatan Prancis pada Februari 1888. Ini adalah masa paling produktif dalam kehidupan karirnya. Lukisan yang dibuat tak terhitung jumlahnya pada periode ini. Meskipun tidak terisolasi dengan dunia luar, Vincent tetap kesulitan bergaul dengan para seniman selatan, ia alih-alih berteman dengan Joseph Roulin, seorang tukang pos lokal yang ia lukis beberapa kali.

Sisihkan pariwara
Advertisement
"Dalam karya Kafe Di malam hari, saya ingin menunjukan ide bahwa kafe adalah tempat seseorang bisa menghancurkan dirinya sendiri, menjadi gila atau melakukan kejahatan" van gogh (lt, 534f)

Vincent sangat menyukai cahaya matahari di Prancis Selatan, ia menggunakan warna palet terang dan mencolok. Subjek lukisannya lebih sederhana dari lukisan-lukisan sebelumnya (anehnya ia mengabaikan reruntuhan bangunan Romawi yang tersebar di daerah itu). Pada musim semi, Vincent mengabadikan pohon-pohon yang mekar di karyanya seperti Pohon Persik Merah Jambu Bermekaran. Saat musim panas datang, matahari dan padang kekuningan diabadikan dengan indah dalam karya seperti Seorang Penabur dengan Matahari Terbenam. Ia melukis pemandangan laut dan banyak kegiatan lokal di Sainte-Maries-de-la-Mer. Arles banyak dilukiskan dengan kontras tajam dan warna-warna seperti kuning dan biru dalam karya Teras kafe pada malam hari dan merah dan hijau dalam Kafe Malam. Pada bulan Agustus, Vincent memulai seri lukisan bunga mataharinya, yang dibuat untuk menjadi hiasan di rumahnya, Wisma Kuning. Lukisannya di bulan September, Malam berbintang di atas Rhone, menunjukkan bahwa Vincent juga mempraktikan teknik melukis plen air (di udara terbuka) khas impresionis. Warna yang digunakannya intens, bentuk dan ruang seringkali dalam bentuk yang dilebih-lebihkan. Latar belakang warna monokrom yang terang ditimpa dengan subjek utama yang lebih halus, lalu dibaur dengan sapuan kuas memutar cat lukis. Ia menggabungkan impresionisme dan simbolisme, menciptakan lukisan yang memicu imajinasi dan memancing respon emosional dari penikmatnya. Tibalah masanya gaya lukisan van Gogh yang tiada banding.

Café Terrace at Night by van Gogh
Teras Kafé pada Malam Hari oleh van Gogh
Kröller-Müller Museum (Public Domain)

Ketidakstabilan Mental

Vincent ingin membuat sebuah komunitas seniman di Arles, ia kemudian mengundang pelukis muda seperti Gauguin dan Emile Bernard (1868-1941). Gauguin datang ke Arles pada Oktober 1888, keduanya hidup dan bekerja bersama, sama-sama dibiayai oleh Theo. Dua pelukis ini memengaruhi satu sama lain–warna terang dalam lukisan Vincent digunakan juga oleh Gauguin, dan Gauguin mendukung Vincent yang bereksperimen dengan subjek yang berbeda-beda. Terkurung di dalam ruangan yang sama, dua keras kepala ini seringkali berselisih, terutama mengenai seni; Vincent mendeskripsikan perselisihan mereka dengan kata "menggemparkan", sementara Gauguin menyebutkan adanya ancaman kekerasan. Hubungan keduanya berada di ujung tanduk pada 23 Desember. Setelah perselisihan hari itu, Gauguin menginap di hotel, dan ketika kembali ke Wisma Kuning keesokan paginya, ia dikejutkan dengan kehadiran polisi. Malam harinya, Vincent memotong telinganya dan memberikannya kepada seorang pelacur lokal. Ia dilarikan ke rumah sakit, dan Theo dipanggil ke Paris. Gauguin meninggalkan Arles segera setelah insiden tersebut. Vincent kemudian terserang demam dan kurang gizi; di bulan Januari, ia kembali melukis, tapi serangan penyakitnya semakin sering dan parah.

Pada Mei 1889, Vincent secara sukarela menyerahkan dirinya ke rumah sakit jiwa di Saint-Paul-de-Mausole di Saint-Rémy-de-Provence. Ia masih mengalami beberapa serangan, tapi terkadang masih dibolehkan untuk melanjutkan melukis. Layaknya jiwanya, palet warna yang digunakan Vincent menjadi lebih redup pada masa ini. Vincent kembali melukis karya-karya yang lebih 'waras', diperkirakan sebagai usahanya untuk merasakan kembali ambisinya untuk menjadi pelukis para petani di utara. Vincent melukis versi terbaru Para Penyantap Kentang. Para dokter mendiagnosis Vincent mengidap epilepsi. Penelitian pada abad 20 dan 21 memiliki teori lain mengenai ketidakstabilan mental Vincent yang menunjukan tanda-tanda skizofrenia dan efek sifilis (Vincent pernah dirawat karena penyakit kelamin sewaktu di Den Haag) atau akibat dari konsumsi berlebihan absinthe atau kombinasi keempat penyakit tersebut. Di suratnya, Vincent menyebutkan "kegilaan seniman" (LT 574), ia menghubungkan penyakit dengan karya-karyanya, yang sama-sama ia rawat sendiri.

The Night Café by van Gogh
Kafé Malam oleh van Gogh
Yale University Art Gallery (Public Domain)

Vincent diizinkan untuk melukis di lapangan kebun anggrek terdekat setelah terbukti cukup sehat, tapi kemudian Vincent mengalami serangan lagi sampai memakan cat minyaknya. Serangan berselang terjadi pada Februari 1890, dan waktu penyembuhan dipanjangkan. Pada Mei 1980, setelah berkonsultasi dengan Theo dan mendapatkan saran dari Camille Pissarro (1830-1903), Vincent berobat ke dokter Paul Gachet (1828-1909) di Auvers-sur-Oise di Prancis Utara. Gachet adalah dokter homeopati dan spesialis jantung yang juga teman baik para seniman impresionis. Vincent tinggal di penginapan dan mengunjungi Gachet secara berkala, ia melukis potret dirinya dan banyak bunga di tamannya. Vincent melukis lebih banyak pada periode ini, hampir selalu ada setidaknya satu lukisan yang dibuat setiap harinya.

Kematian dan Warisan

Pada 27 Juli, ketika melukis di sebuah padang, van Gogh kembali mengalami serangan. Ia menembak dirinya sendiri di bagian dada dengan sepucuk pistol, tapi masih bisa menyeret dirinya sampai kembali ke penginapan. Theo dipanggil. Vincent masih hidup ketika adiknya sampai, tapi meninggal karena lukanya pada 29 Juli. Pada masa ini, Vincent baru menunjukkan ketertarikan terhadap kritik seni. Beberapa bulan sebelum kematiannya, sejumlah karya Vincent dipamerkan di Paris dan Brussels (ia juga berhasil menjual sebuah lukisan). Vincent dimakamkan di pemakaman Auvers.

Starry Night by van Gogh
Malam Berbintang oleh van Gogh
MoMA (Public Domain)

Karya Vincent van Gogh dipamerkan sejak awal tahun 1890-an di Amsterdam, Paris, dan di daerah lainnya dimana gerakan simbolisme mulai populer. Van Gogh dipandang oleh beberapa orang menjadi jembatan antara impresionisme, dilihat dari ketelitiannya pada cahaya sementara dan warna, dan ekspresionisme, dilihat dari usahanya untuk menggambarkan kekacauan emosional yang dialaminya. Secara umum, van Gogh dikategorikan sebagai pelukis aliran pascaimpresonisme, yaitu aliran yang menggunakan teknik impresionisme, tapi juga tertarik dengan simbolisme dan ekspresi emosional permanen dalam karya. Apapun kategori alirannya, masyarakat umum dan para kolektor mengakui nilai dari kontribusi seni dalam karyanya. Lukisan van Gogh terjual dengan harga jutaan dolar di pelelangan sejak pertengahan abad 20 hingga saat ini.

Van Gogh lebih dari seorang seniman. Caranya menandai banyak lukisannya dengan namanya 'Vincent', gaya melukisnya yang khas, surat-suratnya yang terus terang, dan perjuangannya dengan penyakit mental memberikan sentuhan khusus pada karya-karyanya yang menciptakan hubungan personal antara seniman dan konsumen seni. Sebutan 'si Jenius Gila', 'Seniman yang Menderita', dan 'bakat terpendam' muncul dari cerita tentang van Gogh yang tersebar di seluruh dunia, terlepas dari kebenarannya. Beberapa seniman dapat menggambarkan imajinasi kita dan memengaruhi kita dengan karya dan kehidupan mereka seperti layaknya Vincent van Gogh. Empati ini mungkin bukan sebuah kebetulan, karena inilah yang sebenarnya diinginkan oleh Vincent: "Suatu hari saya ingin karya saya bisa menunjukkan apa yang ada di dalam hati seorang eksentrik dan orang biasa seperti saya" (LT 218D).

Sisihkan pariwara
Advertensi

Pertanyaan & Jawaban

Apa yang membuat Vincent van Gogh terkenal?

Vincent van Gogh adalah pelukis pascaimpresionis berpengaruh yang membuat gaya melukis unik menggunakan warna mencolok, tekstur, dan sapuan kuas memutar.

Mengapa Vincent van Gogh memotong telinganya?

Vincent can Gogh memotong telinganya sendiri dalam salah satu episod penyakit mentalnya. Ia memberikan telinganya kepada salah satu pelacur di bar lokal. Alasan sebenarnya tidak dapat diketahui.

Apa lukisan Vincent van Gogh yang paling terkenal?

Ada banyak lukisan van Gogh yang terkenal, beberapanya adalah Penyantap Kentang, Bunga Matahari, Teras Kafe di Malam Hari, Malam berbintang di atas Rhone, dan sejumlah potret dirinya.

Tentang Penerjemah

Fatiya Azizah
Fatiya is passionate about history, especially related to language and literature. She has graduated with English Literature degree.

Tentang Penulis

Mark Cartwright
Mark adalah seorang penulis, peneliti, sejarawan, dan editor. Ia memiliki minat khusus pada bidang seni, arsitektur, dan menggali gagasan-gagasan yang dibagikan oleh semua peradaban. Selain itu ia memiliki gelar pendidikan MA in Political Philosopy dan menjabat sebagai Direktur Penerbitan di World History Encyclopedia.

Kutip Karya Ini

Gaya APA

Cartwright, M. (2022, Maret 17). Vincent van Gogh [Vincent van Gogh]. (F. Azizah, Penerjemah). World History Encyclopedia. Diambil dari https://www.worldhistory.org/trans/id/1-20649/vincent-van-gogh/

Gaya Chicago

Cartwright, Mark. "Vincent van Gogh." Diterjemahkan oleh Fatiya Azizah. World History Encyclopedia. Terakhir diubah Maret 17, 2022. https://www.worldhistory.org/trans/id/1-20649/vincent-van-gogh/.

Gaya MLA

Cartwright, Mark. "Vincent van Gogh." Diterjemahkan oleh Fatiya Azizah. World History Encyclopedia. World History Encyclopedia, 17 Mar 2022. Web. 24 Apr 2024.